Sabtu, 31 Desember 2011

OLIMPIADE MIPA

Experience is the best teacher...
Pengalaman adalah guru terbaik ...
Sepenggal kata namun kaya akan makna dan motivasi, Jarrib wa laahith takun 'arifan  ( coba dan perhatikanlah, maka kamu akan mengerti ). Motto ini juga berlaku di dunia pendidikan. Dengan banyak berlatih serta memberikan pengalaman langsung kepada anak didik, maka pembelajaran akan lebih mudah diserap dan dicerna sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. 
Diantara upaya-upaya yang kita berikan kepada anak-anak didik adalah dengan mengikutkannya dalam kompetisi-kompetisi baik skala lokal maupun nasional. Banyak sekali olimpiade-olimpiade yang dapat diikuti para peserta didik. Dari OSK ( Olimpiade Sains Kuark ), OSN ( Olimpiade Sains Nasional ), Olimpiade Matematika Nalaria, Olimpiade Matematika pasiad dll.Beberapa contoh latihan soal dapat di klik disini latihan1 , Latihan2 , Latihan3 , latihan4 , Latihan5

Selasa, 27 Desember 2011

UN SD/MI

Sebagai akhir kegiatan belajar mengajar di tingkat SD, maka para siswa akan menghadapi UN dan UAS. UN yang selama ini dianggap sebagai momok yang selalu menghantui setiap siswa, seyogyanya tidaklah demikian seharusnya. Jikalau proses KBM berjalan dengan baik, maka seharusnya hasil akhir juga akan mengikuti. Sehingga UN dan juga UAS anggaplah sebagai sebuah ujian biasa saja, sehingga tidak menghebohkan dan juga menghantui setiap peserta didik. Namun jangan pula hal inilah satu-satunya barometer keberhasilan peserta didik yang telah menempuh pendidikan dasarnya selama 6 tahun hanya ditentukan oleh beberapa hari pelaksanaan UN atau UAS. Berikut adalah kisi-kisi UN SD/MI tahun pelajaran 2011/2012. Selamat mengukir prestasi....!

LIBURAN DAN PERSIAPAN SELEKSI OSN 2012

Libur tlah tiba...
Libur tlah tiba ...
hore..hore ...
Hatiku gembira ....
Begitulah mungkin luapan hati anak-anak ketika penerimaan raport.
Karena setelah itu liburan menanti mereka di depan mata. Namun beberapa diantara mereka justru sedang disibukkan dengan persiapan seleksi OSN ( Olimpiade Sains Nasional ) 2011 di akhir Januari 2012 nanti. Tapi jangan berkecil hati anak-anak, karena doa seluruh ustadz/ustadzah akan senantiasa menyertai kalian semua...Bravo RSDBI Al Ikhlash .....Go ahead .... Berikut contoh OSN_2011 dan juga OSN_2010

Jumat, 21 Oktober 2011

DORONGAN POSITIF BAGI ANAK*



Dorongan positif akan membantu anak memahami proses belajarnya dan terlibat sebagai sumber belajar. Di masa datang kemampuan tersebut sangat penting dalam persaingan di era globalisasi


Menurut Henny Supolo Sitepu, pakar pendidikan dari Al-Izhar saat Bedah Buku “Memberi Dorongan Positif pada Anak” di Depok, jomplangnya kondisi ini bisa terjadi karena kebiasaan untuk mengungkapkan pujian pada masyarakat kita jauh lebih rendah daripada kebiasaan dalam memberikan lontaran ledekan atau celaan.

Akibatnya, banyak orang dibesarkan dalam lingkungan dengan kecenderungan berkomentar negatif, termasuk kita para orangtua dan pendidik. Padahal dorongan positiflah yang memiliki kekuatan sangat besar untuk membangun rasa percaya diri anak dan memacu semangat agar anak berprestasi baik.

Mengapa perlu adanya dorongan positif untuk masa depan? Menurut Henny, dorongan positif dibutuhkan untuk menciptakan kenyamanan dan penerimaan pada diri anak, membantu kesenangan dan kenyamanan saat belajar, membantu timbulnya kesadaran, dan pemahaman proses belajar anak. Dorongan positif juga merupakan perangsang berbagai kebiasaan baik dan menciptakan kenyamanan saat berkomunikasi.
Prinsip pemberian dorongan positif adalah memberikan dukungan saat anak berbuat baik atau menunjukkan prestasi terbaiknya, memberi perhatian pada usaha anak, memusatkan perhatian pada ha-hal yang sudah dilakukan anak, membandingkan dengan dirinya sendiri, mau mendengarkan anak dan memuji dengan spesifik.

Pujilah secara spesifik
Anak-anak membutuhkan pujian yang sangat spesifik terhadap perilakunya. Bila anda memuji setiap anak dengan pernyataan umum yang sama, maka ia tidak merasa mendapatkan pujian dan tidak mengetahui perilaku mana yang baik. Misalnya, bila anda memiliki tiga orang anak, cobalah mengajak mereka menggambar. Kemudian, berikanlah pujian yang sama pada setiap anak, "Hamdi, gambarmu bagus sekali", "Fitri, gambarmu juga bagus sekali", maka jika anda sampai pada anak yang berikutnya, maka pasti ia tidak berminat untuk mendengarkan komentar anda.

Tapi, bila anda mengomentari secara khusus perihal pekerjaan yang dilakukannya, anak-anak akan sangat gembira. Misalnya, anda memuji pilihan warna pada gambar Hamdi dengan mengatakan, "Hamdi, indah sekali pilihan warna yang kamu pilih untuk perahu ini. Ada warna kuning, biru, merah.” Kepada anak nomor dua, anda memuji keindahan gambar kupu-kupunya dengan mengatakan "Fitri, Ibu sangat suka dengan sayap kupu-kupu yang kamu gambar. Bagus sekali, ada titik hitamnya seperti yang kita lihat di taman kemarin ya.” Maka, anak berikutnya pun akan menanti-nanti komentar anda terhadap coretan gambarnya. Pujian yang spesifik akan memberikan semangat pada anak terhadap usaha yang dilakukannya dan menolongnya mampu melihat kelebihan usahanya.

Mengarahkan Pembicaraan
Baik orangtua maupun guru dapat mengarahkan percakapan secara wajar sehingga komunikasi sehari-hari dengan anak-anak dapat diubah menjadi suatu pengalaman belajar. Percakapan yang terarah adalah mengajak seorang anak bercakap-cakap secara wajar dan tidak formal untuk mencapai tujuan belajar. Hal ini penting sekali bagi pertumbuhan anak dan bermanfaat bagi orang dewasa. Cara ini akan mendorong anak untuk memiliki pemikiran kritis, kemampuan daya nalar dan pemecahan masalah.
Anak-anak memerlukan kata-kata yang berhubungan dengan perbuatan mereka. Sejak bayi kemampuan berpikir seorang anak berkembang, sebagaimana kemampuan bercakap-cakap berkembang sejajar dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan. Anak yang masih kecil dapat berpikir paling tepat hanya tentang kegiatan yang sedang dilakukannya pada saat itu. Perhatiannya terpusat pada apa yang dapat disentuhnya, yang dapat dilihatnya, dan yang dapat dirasakannya saat itu.

Jadi, kata-kata penjelasan, pertanyaan- pertanyaan yang sederhana, dan dialog tentang apa yang sedang disentuh, yang sedang dilihat, dan yang sedang dirasakan oleh anak itu sangat berpengaruh terhadap kecerdasannya yang sedang berkembang. Komentar dan pertanyaan orang-orang dewasa tentang apa yang sedang dilakukan anak itu adalah unsur yang harus ada bila kita ingin membangkitkan keinginannya untuk belajar.

Sementara daya belajar seorang anak bertambah, keyakinannya akan kemampuannya untuk mengatasi persoalan-persoalan juga bertambah. Kemungkinan untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan baru akan lebih besar pada saat anak itu menyadari bahwa kemampuannya bertambah.
Karena anak-anak yang masih kecil dapat memberi tanggapan yang hangat kepada orang-orang dewasa yang mau mendengarkan mereka dan bercakap-cakap dengan mereka sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Maka, baik guru maupun orangtua akan mendapati bahwa percakapan semacam itu sangat meyenangkan dan bermanfaat.

Senyuman hangat, sentuhan lembut, nada bicara yang wajar, pandangan mata yang berbicara, dan kesediaan untuk mendengarkan akan membangkitkan perhatian dan kasih setiap anak. Kata-kata yang sederhana, kalimat-kalimat yang pendek, pertanyaan-pertanyaan khusus, dan telinga yang peka terhadap apa yang dikatakan anak itu akan membangkitkan rasa ingin tahu dan pengertiannya.
Prof. Diamond, seorang ahli saraf, mengingatkan bahwa cinta merupakan resep paling penting dalam dunia pendidikan anak. Kehangatan dan kasih sayang adalah faktor utama dalam mendukung perkembangan anak seutuhnya. Sentuhan emosi memberikan dampak besar dalam proses belajar anak.
Perlu diketahui bahwa kapasitas otak manusia tidak terbatas. Seseorang bisa terus belajar sejak lahir sampai akhir hidupnya. Kata Rasulullah saw, " Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat,” Dengan memberikan dorongan positif pada anak, maka otak akan berfungsi secara optimal. Sebaliknya, celaan, makian, apalagi pukulan fisik akan menimbulkan gangguan fungsi otak anak.

* Diambil dari www.ummigroup.com yang sudah di edit

Kamis, 20 Oktober 2011

TEST BHS INGGRIS DAN ARAB


“Siapa yang menguasai bahasa,maka akan menguasai dunia”. Agaknya jargon ini bukanlah sesuatu yang dibesar-besarkan, karena dengan bahasalah kita bisa saling  berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapapun dan dimanapun juga. Commnucation skill dalam hal ini adalah penguasaan bahasa mutlak diperlukan di era globalisasi seperti sekarang ini. RSDBI Al Ikhlash
tidak menginginkan para siswa siswinya mempunyai  hambatan dalam berinteraksi dengan siapapun  dikarenakan ketidakmampuannya dari segi bahasa.

Maka untuk menjembatani hal itu semua, utamanya dari kelas 3 hingga kelas 5 mengikuti hari bahasa yakni 2 hari untuk bahasa Inggris dan 2 hari lagi Bahasa Arab.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan  bekal bagi para siswa siswi agar tidak ketinggalan informasi, karena kedua bahasa tersebut adalah merupakan Bahasa Internasional . Dan untuk mengetahui seberapa kemampuan para siswa siswi RSDBI Al Ikhlash  dalam menguasai kedua bahasa tersebut, maka seluruh kelas enam mengikuti Uji Kemampuan Bahasa baik Bahasa Arab maupun Inggris yang dimulai dari hari senin- rabu yang akan datang. Tes uji kompetensi ini meliputi Listening, writing dan akan diakhiri dengan speaking.

Jumat, 14 Oktober 2011

PENGHARGAAN PELAYANAN PUBLIK


Sekolah terlebih lagi sekolah swasta adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam ranah pelayanan public. Semakin baik pelayanannya, maka akan semakin baik pula interest dan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tersebut.
Tak pelak begitu pula halnya RSDBI Al Ikhlash Lumajang yang selalu berupaya memberikan bentuk pelayanan yang terbaik terhadap seluruh civitas akademika dan juga seluruh pihak yang berhubungan dengan RSDBI Al Ikhlash.
Hal ini ternyata terbaca pula oleh pihak Pemerintah utamanya Pemerintah Kabupaten Lumajang dengan diterbitkannya SK Bupati Lumajang Bernomor : 188.45/253/427.12/2011 tentang Unit Percontohan Peningkatan Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Lumajang yang diantara point terpentingnya adalah dimasukkannya RSDBI Al Ikhlash Lumajang sebagai satu-satunya lembaga Pendidikan setingkat SD yang mendapatkan predikat baik pada ranah pelayanan publiknya dan sekaligus berhak mewakili Pemkab Lumajang untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi.
Bersama dengan itu terbit pula Piagam Penghargaan dari bapak Bupati Lumajang DR H Sjahrazad Masdar,MA bernomor : 861/1014/427.18/2011 tentang Penilaian Pelayanan Publik Tingkat Kabupaten dengan predikat baik tertanggal 6 Oktober 2011 yang lalu.
Hal ini adalah merupakan dorongan yang selalu memotivasi RSDBI Al Ikhlash untuk selalu menjaga konsistensinya dalam memberikan pelayanan yang terbaik. Semoga RSDBI Al Ikhlash dengan doa seluruh stake holdernya akan selalu berkembang dengan baik diiiringi dengan Ridlo Ilahi….Amin ya robbal ‘alamin.

Kamis, 29 September 2011

Kejarlah EQ, Sukses kau tangkap ...!!

Belum kering peluh di dahi Rara, ibunya menyodorkan selembar catatan berisi daftar hafalan penjumlahan. Sejam lalu murid SD kelas I itu mendapat nilai kurang memuaskan ( menurut ibunya ) untuk pelajaran matematika di sekolah. "Kalau tambah-tambahan saja enggak hafal, mana bisa mendapat ranking satu?" kata ibunya. Si anak yang lelah cuma pasrah. "Memangnya, siapa yang tak mau dapat ranking satu?" batinnya protes.
Kata ranking di dunia sekolah memang lebih mewakili kepentingan orangtua ketimbang anak. Ranking juga simbol, betapa kecerdasan intelektual (IQ) masih didewakan sebagai satu-satunya ukuran kecerdasan. Kemampuan anak didik hanya diukur dari nilai akademis.  Jika nilai rapornya mencapai skala 8 - 10, ia akan dianggap anak pandai, cerdas, pintar. Padahal "kepintaran" di atas kertas itu bukanlah "kepintaran" sejati.
Sialnya, pemahaman salah kaprah itu diyakini sebagian besar dari kita, orangtua. Siapa yang ber-IQ tinggi kelak bakal sukses hidupnya ketimbang  orang yang IQ-nya rata-rata. Padahal dalam praktik, tidak  selalu demikian. Misal, Tak sedikit pemiliki IQ tinggi justru terpental dari ketatnya persaingan memasuki dunia kerja. "Mereka yang IQ-nya biasa-biasa saja malah bisa menjadi selebriti," canda Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Konon IQ hanya memberi kontribusi 20% dari kesuksesan hidup seseorang. Selebihnya bergantung pada kecerdasan emosi (emotional intelligence, EI atau EQ) dan sosial yang bersangkutan. Di sisi lain, 90% "keberhasilan kerja" manusia ternyata ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya, sisanya (sekitar 4%) jatah kemampuan teknis. Ada juga penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa Harvard jebolan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian, mereka yang kerap mendapat nilai tes paling tinggi di perguruan tinggi dulu ternyata hidupnya tak terlalu sukses dibandingkan dengan rekan-rekannya yang ber-IQ biasa saja. Dalam hal ini kesuksesan diukur lewat besaran gaji, produktivitas, serta status bidang pekerjaan mereka. Dalam sebuah survei terhadap ratusan perusahaan di AS, terungkap pula faktor yang menjadikan seorang pemimpin atau manajer jauh lebih berhasil dari yang lain. Yang terpenting bukan kemampuan teknis atau analisis, tapi justru hal yang berkaitan dengan emosi atau perasaan dan hubungan personal. Empat hal yang paling menonjol adalah kemauan, keuletan mencapai tujuan, kemauan mengambil inisiatif baru, kemampuan bekerja sama dan kemampuan memimpin tim. Celakanya, jor-joran mengejar IQ tinggi sampai hari ini kerap terjadi. Masih menurut penelitian, IQ manusia rata-rata meningkat 20 poin dalam 20 tahun terakhir. Artinya, di atas kertas, orang makin cerdas. Tapi, apakah kecenderungan itu membuat hidup manusia jadi lebih bahagia?

Ternyata tidak. Di  balik tingginya IQ itu kemampuan manusia memahami dan mengendalikan emosi - inilah yang disebut Peter Salovey dan John Meyer sebagai emotional inteligence (EI) atau kecerdasan emosi - malah menurun Survei juga menunjukkan adanya kesamaan fakta di berbagai belahan dunia, bahwa anak-anak generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan emosional ketimbang pendahulunya. Mereka lebih kesepian dan pemurung, tapi di sisi lain, lebih galak dan kurang menghargai sopan santun. Lebih gugup dan mudah cemas, serta lebih impulsif dan agresif. Tak jarang mereka menarik diri dari pergaulan, lebih suka menyendiri, bersikap sembunyi-sembunyi, kurang bersemangat, dan tentu saja kurang bahagia.
Data juga menunjukkan, kesejahteraan serta daya sosial anak dan remaja merosot jauh. Makin banyak di antara mereka yang meninggal karena penyalahgunaan obat bius, bunuh diri dengan alasan sepele, atau melakukan tindak kriminal di usia belasan tahun. Menurut data pada tahun 2003, 1.800.000 anak Indonesia menjadi pecandu narkoba dan 11.344 anak ditangkap polisi karena melakukan tindak kriminal.

Hal itu terjadi karena IQ hanya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis (otak kiri). Sedangkan EQ lebih banyak berhubungan dengan perasaan dan emosi (otak kanan). Seorang teman bercerita, saat berpesawat dari Surabaya ke Jakarta, dia mendapati Hardjono, kawannya, duduk di kursi yang bukan jatahnya. Saat itulah, Maya, si pramugari datang, "Maaf, Bapak sudah mencocokkan nomor di tiket dengan nomor di kursi? Kalau ada kesulitan, biar saya bantu, Pak," tegurnya halus. Hardjono tersenyum, dan segera sadar akan kekeliruannya. Coba bayangkan kalau Maya langsung menyuruh Hardjono pindah tempat duduk, situasinya pasti bakal beda. "Caranya `menyadarkan' saya simpatik sekali," jawab Hardjono, ketika ditanya alasannya pindah ke tempat duduknya yang benar. Si pramugari bisa disebut sebagai orang yang mempunyai EQ tinggi. Keterampilan yang  butuh praktik langsung, bukan sekadar teori dalam buku teks.

Untungnya, tidak seperti IQ, EQ dapat- dikembangkan dalam segala tingkat usia. Paling afdol tentu sejak tahap awal perkembangan anak. Orangtua sebaiknya membangun keluarga dengan landasan sikap-sikap positif, seperti menekankan pentingnya berbagi dengan sesama, saling menyayangi, dan berorientasi mencari solusi. Komunikasi efektif harus diciptakan, agar anak terangsang untuk mendengar, mengerti, dan berpikir.
Disiplin juga perlu, tapi yang lebih mengutamakan self direction dan upaya memperbaiki diri. Sejak dini, orangtua dapat mengajak anaknya berempati pada masalah orang lain. Misalnya, sekali-kali  ajak mereka jalan-jalan menyusuri rumah kawannya yang sederhana. Agar ia tahu, di luar lingkungan keluarganya (rumah besar dengan  banyak perabot), banyak anak yang harus tidur berpayung atap bocor, dan beralas tikan tipis.

Selain berempati, ajak juga anak mengekspresikan emosinya. Misalnya, jika sedang senang, tunjukkanlah agar orang lain ikut gembira. Sebaliknya, jika hendak marah, salurkan lewat cara yang tepat, agar tak semua orang menjadi sasaran kemarahan. Ciptakan  pembelajaran begitu rupa, sehingga anak mampu mengendalikan emosinya, mudah beradaptasi dengan lingkungan, serta mampu mencari jalan keluar atas berbagai masalah yang dihadapi. Tanamkan sifat gigih, suka menolong, dan menghormati orang lain. Pendek kata, orangtua ditantang untuk mengembangkan anaknya, agar tak hanya memiliki kecerdasan kognitif yang tinggi, tapi juga kaya wawasan dan tetap manusiawi. Berat memang. Itu sebabnya, pekerjaan besar ini harus dicicil sejak anak masih kecil. Dengan EQ tinggi, jika kelak ia lulus dari perguruan tinggi degan nilai pas-pasan, jalan menuju sukses tak akan tertutup. Sebab, dalam dirinya sudah tertanam kepercayaan diri yang tinggi, yang didapatnya dari pergaulan dengan banyak orang, kenal banyak kalangan, dan luwes dalam berteman.

Pemilik EQ tinggi juga mampu menguasai emosi dan memiliki mental sehat, serta pandai menempatkan diri. Lantaran mengerti tempatnya di dunia itulah ia selalu mempunyai sikap batin yang tepat, sehingga dapat mengambil  keputusan dengan tepat pula.
Jadi, biarkan Rara tak mendapatkan ranking pertama di kelasnya. Yang penting, kemampuan akademiknya tidak tertinggal jauh di bawah rata-rata. Sebaliknya, dorong terus agar kecerdasan emosinya terasah menjadi lebih tinggi. Membangun keseimbangan kecerdasan intelektual dan emosional mungkin lebih berguna bagi masa depan ketimbang memaksakan keinginan seperti ibu Rara.

Jumat, 23 September 2011

Persahad

Gerakan Pramuka merupakan suatu wadah pendidikan bagi generasi muda yang dilakukan di luar kegiatan sekolah dalam menempa ilmu kepramukaan serta menghadapi era globalisasi yang semakin canggih dan modern.
I.      LANDASAN KEGIATAN
1.    Keppres RI No. 283 Tahun 1961 juncto Keppres RI No. 104 Tahun 2004 Tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2.    SK Kwarnas No. 107 Tahun 1999 juncto SK Kwarnas No. 086 Tahun 2005 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3.    Hasil musyawarah antara pembina dan Dewan Penggalang tanggal 1 Maret 2011

II.     TEMA, MOTTO, DAN LOGO KEGIATAN
a.   Tema Kegiatan
Melalui Kegiatan “Perkemahan Sabtu Malam Ahad 2011” Kita Sukseskan Revitalisasi Gerakan Pramuka Menuju Manusia Yang Cerdas dan Handal.
b.   Motto Kegiatan
“Satya Kudharmakan Dharma Kubaktikan”
c.    Arti Logo Kegiatan

1. Bentuk lingkaran melambangkan kebulatan tekad dari Pramuka Gudep Ahmad Dahlan
2.  Sepuluh gelombang di sebelah tenda melambangkan Dasa Dharma yang menjadi kode moral peserta kegiatan ini
3.    Tenda di tengah melambangkan salah satu bentuk kegiatan peserta didik
4.    Dua buah bintang melambangkan cita-cita dalam meraih kesuksesan
5.    Arti warna :
Ø  Merah : melambangkan keberanian
Ø  Putih : melambangkan kesucian
Ø  Biru : melambangkan cita-cita seluas samudera
Ø  Kuning : melambangkan semangat yang membara
Ø  Hitam : melambangkan keperkasaan

Kamis, 22 September 2011

SMS....? Apaan tuuuuuuh...?

RSDBI Al Ikhlash adalah salah satu sekolah yang selalu berinovasi dan berimprovisasi dalam upaya-upaya yang tidak hanya mencerdaskan anak bangsa, akan tetapi juga senantiasa berusaha mendarahdagingkan  pola kehidupan yang islami dalam diri setiap anak didiknya. Maka tak heran kalau kemudian pola hidup islami adalah salah satu kurikulum khas RSDBI Al Ikhlash yang dijadikan sebagai unggulannya disamping juga tetap mengedepankan Kurikulum Kemendiknas dan juga Kurikulum Kemenag.


Inovasi terbaru yang dilakukan adalah program SMS. SMS adalah kepanjangan dari Sedekah Membawa Sukses. Yaitu dengan membiasakan para siswa untuk menyisihkan sebagian uang sakunya untuk kemudian akan disumbangkan kepada para mustahiknya. Program ini terinspirasi dari sabda Rosululloh SAW “ Ash shodaqotu tajlibur rizqa “  yaitu bahwa shodaqoh akan mendatangkan berbagai keuntungan-keuntungan.
Target kegiatan ini adalah agar siswa terbiasa mengeluarkan sedekah sekaligus mereka mempunyai rasa empati yang tinggi kepada sesama.

Rabu, 21 September 2011

Hakekat Taqwa

Hadirin Jama'ah Jum'ah Yang dimuliakan Allah
Allah Subhannahu wa Ta'ala Maha Pencipta, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Pengatur semesta, Maha Pemberi rizqi bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya. Oleh sebab itu Allahlah satu-satunya sembahan yang benar yang harus diibadahi oleh hambaNya. Manusia diciptakan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala tidak lain agar manusia itu beribadah hanya kepada Allah semata.
Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manu-sia melainkan supaya mereka menyembahKu”. Tetapi manfaat ibadah itu justru untuk kepentingan mereka yang beribadah itu sendiri dalam membentuk pribadinya menjadi orang yang bertaqwa.


Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 21)
Hadirin ... jama'ah Jum'ah yang dimuliakan Allah
Para sahabat dan salafus shalih yang memahami betul tuntunan Al-Qur’an dan mengikuti jejak sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, mereka mempunyai perhatian yang besar terhadap TAQWA ini, mereka terus mencari hakikatnya, saling bertanya satu sama lain, serta mereka berusaha keras untuk mencapai derajat TAQWA ini.

Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Tafsirnya bahwa: Umar Ibnul Khathab Radhiallaahu anhu. Bertanya kepada Ubai Ibnu Ka’ab Radhiallaahu anhu, tentang TAQWA ini, maka berkatalah Ubai kepada Umar:
“Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?”
“Ya, Pernah”. Jawab Umar.
Ubai bertanya lagi: “Apa yang anda lakukan saat itu?”.
Umar menjawab: “Saya akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sekali agar tak terkena dengan duri itu”. Lalu Ubai berkata: “Itulah TAQWA”.

Dari riwayat ini bisa kita ambil ibrahnya, bahwa TAQWA itu adalah kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa khauf kepada Allah terus menerus, hingga ia selalu waspada dan hati-hati agar tidak terkena duri syahwat dan duri syubhat di jalanan. Ia menghindari perbuatan syirik sejauh-jauhnya, juga menghindari perbuatan syirik sejauh-jauhnya, juga menghindari semua maksiat dan dosa, yang kecil maupun yang besar. Serta ia juga berusaha keras sekuat tenaga mentaati dan melaksanakan perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala, lahir dan batin dengan hati yang khudlu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Hadirin  jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah
Di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu adalah:
1.      Gemar menginfaqkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun lapang.
2.      Mampu menahan diri dari sifat marah.
3.      Selalu memaafkan orang lain yang telah membuat salah kepadanya (tidak pendendam).
4.      Tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau mendzalimi diri sendiri, ia segera ingat kepada Allah, lalu bertaubat dan beristighfar, memohon ampun kepadaNya atas dosa yang telah dilakukan.
5.      Tidak meneruskan perbuatan keji itu lagi, dengan kesadaran dan sepengetahuan dirinya.

Ciri-ciri orang yang bertaqwa ini, bisa kita lihat pada firman Allah:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menginfaqkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.


Hadirin ... jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah
Betapa pentingnya nilai TAQWA, hingga merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan betapa tinggi derajat TAQWA, hingga manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara mereka. Dan banyak sekali buah yang akan dipetik, hasil yang akan diperoleh dan nikmat yang akan diraih oleh orang yang bertaqwa di antaranya adalah:

1.      Ia akan memperoleh Al-Furqon, yaitu kemampuan uantuk membedakan antara yang hak dan yang batil, halal dan haram, antara yang sunnah dengan bid’ah. Serta kesalahan-kesalahannya dihapus dan dosa-dosanya diampuni.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Anfal: 29)
2.      Ia akan memperoleh jalan keluar dari segala macam problema yang dihadapinya, diberi rizki tanpa diduga dan dimudahkan semua urusannya.
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. At-Thalaq: 2-3)
Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS. At-Thalaq: 4)
3.      Amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah hingga menjadi berat timbangannya di hari kiamat kelak, mudah peng-hisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan tangan kanan.
Berkatalah Habil (kepada saudaranya Qobil): “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang taqwa”. (QS. Al-Maidah: 27)
4.      Serta Allah akan memasukkan ke dalam Surga, kekal di dalamnya serta hidup dalam keridloanNya.
Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridloan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya. (QS. Ali Imran: 15)
Jadi dengan TAQWA kepada Allah kemuliaan hidup dapat dicapai, kebaikan dunia dapat diperoleh dan kebaikan akhirat dengan segala kenikmatannya dapat dirasakan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى ِفْي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.