Kamis, 29 September 2011

Kejarlah EQ, Sukses kau tangkap ...!!

Belum kering peluh di dahi Rara, ibunya menyodorkan selembar catatan berisi daftar hafalan penjumlahan. Sejam lalu murid SD kelas I itu mendapat nilai kurang memuaskan ( menurut ibunya ) untuk pelajaran matematika di sekolah. "Kalau tambah-tambahan saja enggak hafal, mana bisa mendapat ranking satu?" kata ibunya. Si anak yang lelah cuma pasrah. "Memangnya, siapa yang tak mau dapat ranking satu?" batinnya protes.
Kata ranking di dunia sekolah memang lebih mewakili kepentingan orangtua ketimbang anak. Ranking juga simbol, betapa kecerdasan intelektual (IQ) masih didewakan sebagai satu-satunya ukuran kecerdasan. Kemampuan anak didik hanya diukur dari nilai akademis.  Jika nilai rapornya mencapai skala 8 - 10, ia akan dianggap anak pandai, cerdas, pintar. Padahal "kepintaran" di atas kertas itu bukanlah "kepintaran" sejati.
Sialnya, pemahaman salah kaprah itu diyakini sebagian besar dari kita, orangtua. Siapa yang ber-IQ tinggi kelak bakal sukses hidupnya ketimbang  orang yang IQ-nya rata-rata. Padahal dalam praktik, tidak  selalu demikian. Misal, Tak sedikit pemiliki IQ tinggi justru terpental dari ketatnya persaingan memasuki dunia kerja. "Mereka yang IQ-nya biasa-biasa saja malah bisa menjadi selebriti," canda Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Konon IQ hanya memberi kontribusi 20% dari kesuksesan hidup seseorang. Selebihnya bergantung pada kecerdasan emosi (emotional intelligence, EI atau EQ) dan sosial yang bersangkutan. Di sisi lain, 90% "keberhasilan kerja" manusia ternyata ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya, sisanya (sekitar 4%) jatah kemampuan teknis. Ada juga penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa Harvard jebolan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian, mereka yang kerap mendapat nilai tes paling tinggi di perguruan tinggi dulu ternyata hidupnya tak terlalu sukses dibandingkan dengan rekan-rekannya yang ber-IQ biasa saja. Dalam hal ini kesuksesan diukur lewat besaran gaji, produktivitas, serta status bidang pekerjaan mereka. Dalam sebuah survei terhadap ratusan perusahaan di AS, terungkap pula faktor yang menjadikan seorang pemimpin atau manajer jauh lebih berhasil dari yang lain. Yang terpenting bukan kemampuan teknis atau analisis, tapi justru hal yang berkaitan dengan emosi atau perasaan dan hubungan personal. Empat hal yang paling menonjol adalah kemauan, keuletan mencapai tujuan, kemauan mengambil inisiatif baru, kemampuan bekerja sama dan kemampuan memimpin tim. Celakanya, jor-joran mengejar IQ tinggi sampai hari ini kerap terjadi. Masih menurut penelitian, IQ manusia rata-rata meningkat 20 poin dalam 20 tahun terakhir. Artinya, di atas kertas, orang makin cerdas. Tapi, apakah kecenderungan itu membuat hidup manusia jadi lebih bahagia?

Ternyata tidak. Di  balik tingginya IQ itu kemampuan manusia memahami dan mengendalikan emosi - inilah yang disebut Peter Salovey dan John Meyer sebagai emotional inteligence (EI) atau kecerdasan emosi - malah menurun Survei juga menunjukkan adanya kesamaan fakta di berbagai belahan dunia, bahwa anak-anak generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan emosional ketimbang pendahulunya. Mereka lebih kesepian dan pemurung, tapi di sisi lain, lebih galak dan kurang menghargai sopan santun. Lebih gugup dan mudah cemas, serta lebih impulsif dan agresif. Tak jarang mereka menarik diri dari pergaulan, lebih suka menyendiri, bersikap sembunyi-sembunyi, kurang bersemangat, dan tentu saja kurang bahagia.
Data juga menunjukkan, kesejahteraan serta daya sosial anak dan remaja merosot jauh. Makin banyak di antara mereka yang meninggal karena penyalahgunaan obat bius, bunuh diri dengan alasan sepele, atau melakukan tindak kriminal di usia belasan tahun. Menurut data pada tahun 2003, 1.800.000 anak Indonesia menjadi pecandu narkoba dan 11.344 anak ditangkap polisi karena melakukan tindak kriminal.

Hal itu terjadi karena IQ hanya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis (otak kiri). Sedangkan EQ lebih banyak berhubungan dengan perasaan dan emosi (otak kanan). Seorang teman bercerita, saat berpesawat dari Surabaya ke Jakarta, dia mendapati Hardjono, kawannya, duduk di kursi yang bukan jatahnya. Saat itulah, Maya, si pramugari datang, "Maaf, Bapak sudah mencocokkan nomor di tiket dengan nomor di kursi? Kalau ada kesulitan, biar saya bantu, Pak," tegurnya halus. Hardjono tersenyum, dan segera sadar akan kekeliruannya. Coba bayangkan kalau Maya langsung menyuruh Hardjono pindah tempat duduk, situasinya pasti bakal beda. "Caranya `menyadarkan' saya simpatik sekali," jawab Hardjono, ketika ditanya alasannya pindah ke tempat duduknya yang benar. Si pramugari bisa disebut sebagai orang yang mempunyai EQ tinggi. Keterampilan yang  butuh praktik langsung, bukan sekadar teori dalam buku teks.

Untungnya, tidak seperti IQ, EQ dapat- dikembangkan dalam segala tingkat usia. Paling afdol tentu sejak tahap awal perkembangan anak. Orangtua sebaiknya membangun keluarga dengan landasan sikap-sikap positif, seperti menekankan pentingnya berbagi dengan sesama, saling menyayangi, dan berorientasi mencari solusi. Komunikasi efektif harus diciptakan, agar anak terangsang untuk mendengar, mengerti, dan berpikir.
Disiplin juga perlu, tapi yang lebih mengutamakan self direction dan upaya memperbaiki diri. Sejak dini, orangtua dapat mengajak anaknya berempati pada masalah orang lain. Misalnya, sekali-kali  ajak mereka jalan-jalan menyusuri rumah kawannya yang sederhana. Agar ia tahu, di luar lingkungan keluarganya (rumah besar dengan  banyak perabot), banyak anak yang harus tidur berpayung atap bocor, dan beralas tikan tipis.

Selain berempati, ajak juga anak mengekspresikan emosinya. Misalnya, jika sedang senang, tunjukkanlah agar orang lain ikut gembira. Sebaliknya, jika hendak marah, salurkan lewat cara yang tepat, agar tak semua orang menjadi sasaran kemarahan. Ciptakan  pembelajaran begitu rupa, sehingga anak mampu mengendalikan emosinya, mudah beradaptasi dengan lingkungan, serta mampu mencari jalan keluar atas berbagai masalah yang dihadapi. Tanamkan sifat gigih, suka menolong, dan menghormati orang lain. Pendek kata, orangtua ditantang untuk mengembangkan anaknya, agar tak hanya memiliki kecerdasan kognitif yang tinggi, tapi juga kaya wawasan dan tetap manusiawi. Berat memang. Itu sebabnya, pekerjaan besar ini harus dicicil sejak anak masih kecil. Dengan EQ tinggi, jika kelak ia lulus dari perguruan tinggi degan nilai pas-pasan, jalan menuju sukses tak akan tertutup. Sebab, dalam dirinya sudah tertanam kepercayaan diri yang tinggi, yang didapatnya dari pergaulan dengan banyak orang, kenal banyak kalangan, dan luwes dalam berteman.

Pemilik EQ tinggi juga mampu menguasai emosi dan memiliki mental sehat, serta pandai menempatkan diri. Lantaran mengerti tempatnya di dunia itulah ia selalu mempunyai sikap batin yang tepat, sehingga dapat mengambil  keputusan dengan tepat pula.
Jadi, biarkan Rara tak mendapatkan ranking pertama di kelasnya. Yang penting, kemampuan akademiknya tidak tertinggal jauh di bawah rata-rata. Sebaliknya, dorong terus agar kecerdasan emosinya terasah menjadi lebih tinggi. Membangun keseimbangan kecerdasan intelektual dan emosional mungkin lebih berguna bagi masa depan ketimbang memaksakan keinginan seperti ibu Rara.

Jumat, 23 September 2011

Persahad

Gerakan Pramuka merupakan suatu wadah pendidikan bagi generasi muda yang dilakukan di luar kegiatan sekolah dalam menempa ilmu kepramukaan serta menghadapi era globalisasi yang semakin canggih dan modern.
I.      LANDASAN KEGIATAN
1.    Keppres RI No. 283 Tahun 1961 juncto Keppres RI No. 104 Tahun 2004 Tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2.    SK Kwarnas No. 107 Tahun 1999 juncto SK Kwarnas No. 086 Tahun 2005 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3.    Hasil musyawarah antara pembina dan Dewan Penggalang tanggal 1 Maret 2011

II.     TEMA, MOTTO, DAN LOGO KEGIATAN
a.   Tema Kegiatan
Melalui Kegiatan “Perkemahan Sabtu Malam Ahad 2011” Kita Sukseskan Revitalisasi Gerakan Pramuka Menuju Manusia Yang Cerdas dan Handal.
b.   Motto Kegiatan
“Satya Kudharmakan Dharma Kubaktikan”
c.    Arti Logo Kegiatan

1. Bentuk lingkaran melambangkan kebulatan tekad dari Pramuka Gudep Ahmad Dahlan
2.  Sepuluh gelombang di sebelah tenda melambangkan Dasa Dharma yang menjadi kode moral peserta kegiatan ini
3.    Tenda di tengah melambangkan salah satu bentuk kegiatan peserta didik
4.    Dua buah bintang melambangkan cita-cita dalam meraih kesuksesan
5.    Arti warna :
Ø  Merah : melambangkan keberanian
Ø  Putih : melambangkan kesucian
Ø  Biru : melambangkan cita-cita seluas samudera
Ø  Kuning : melambangkan semangat yang membara
Ø  Hitam : melambangkan keperkasaan

Kamis, 22 September 2011

SMS....? Apaan tuuuuuuh...?

RSDBI Al Ikhlash adalah salah satu sekolah yang selalu berinovasi dan berimprovisasi dalam upaya-upaya yang tidak hanya mencerdaskan anak bangsa, akan tetapi juga senantiasa berusaha mendarahdagingkan  pola kehidupan yang islami dalam diri setiap anak didiknya. Maka tak heran kalau kemudian pola hidup islami adalah salah satu kurikulum khas RSDBI Al Ikhlash yang dijadikan sebagai unggulannya disamping juga tetap mengedepankan Kurikulum Kemendiknas dan juga Kurikulum Kemenag.


Inovasi terbaru yang dilakukan adalah program SMS. SMS adalah kepanjangan dari Sedekah Membawa Sukses. Yaitu dengan membiasakan para siswa untuk menyisihkan sebagian uang sakunya untuk kemudian akan disumbangkan kepada para mustahiknya. Program ini terinspirasi dari sabda Rosululloh SAW “ Ash shodaqotu tajlibur rizqa “  yaitu bahwa shodaqoh akan mendatangkan berbagai keuntungan-keuntungan.
Target kegiatan ini adalah agar siswa terbiasa mengeluarkan sedekah sekaligus mereka mempunyai rasa empati yang tinggi kepada sesama.

Rabu, 21 September 2011

Hakekat Taqwa

Hadirin Jama'ah Jum'ah Yang dimuliakan Allah
Allah Subhannahu wa Ta'ala Maha Pencipta, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Pengatur semesta, Maha Pemberi rizqi bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya. Oleh sebab itu Allahlah satu-satunya sembahan yang benar yang harus diibadahi oleh hambaNya. Manusia diciptakan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala tidak lain agar manusia itu beribadah hanya kepada Allah semata.
Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manu-sia melainkan supaya mereka menyembahKu”. Tetapi manfaat ibadah itu justru untuk kepentingan mereka yang beribadah itu sendiri dalam membentuk pribadinya menjadi orang yang bertaqwa.


Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 21)
Hadirin ... jama'ah Jum'ah yang dimuliakan Allah
Para sahabat dan salafus shalih yang memahami betul tuntunan Al-Qur’an dan mengikuti jejak sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, mereka mempunyai perhatian yang besar terhadap TAQWA ini, mereka terus mencari hakikatnya, saling bertanya satu sama lain, serta mereka berusaha keras untuk mencapai derajat TAQWA ini.

Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Tafsirnya bahwa: Umar Ibnul Khathab Radhiallaahu anhu. Bertanya kepada Ubai Ibnu Ka’ab Radhiallaahu anhu, tentang TAQWA ini, maka berkatalah Ubai kepada Umar:
“Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?”
“Ya, Pernah”. Jawab Umar.
Ubai bertanya lagi: “Apa yang anda lakukan saat itu?”.
Umar menjawab: “Saya akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sekali agar tak terkena dengan duri itu”. Lalu Ubai berkata: “Itulah TAQWA”.

Dari riwayat ini bisa kita ambil ibrahnya, bahwa TAQWA itu adalah kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa khauf kepada Allah terus menerus, hingga ia selalu waspada dan hati-hati agar tidak terkena duri syahwat dan duri syubhat di jalanan. Ia menghindari perbuatan syirik sejauh-jauhnya, juga menghindari perbuatan syirik sejauh-jauhnya, juga menghindari semua maksiat dan dosa, yang kecil maupun yang besar. Serta ia juga berusaha keras sekuat tenaga mentaati dan melaksanakan perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala, lahir dan batin dengan hati yang khudlu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Hadirin  jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah
Di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu adalah:
1.      Gemar menginfaqkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun lapang.
2.      Mampu menahan diri dari sifat marah.
3.      Selalu memaafkan orang lain yang telah membuat salah kepadanya (tidak pendendam).
4.      Tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau mendzalimi diri sendiri, ia segera ingat kepada Allah, lalu bertaubat dan beristighfar, memohon ampun kepadaNya atas dosa yang telah dilakukan.
5.      Tidak meneruskan perbuatan keji itu lagi, dengan kesadaran dan sepengetahuan dirinya.

Ciri-ciri orang yang bertaqwa ini, bisa kita lihat pada firman Allah:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menginfaqkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.


Hadirin ... jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah
Betapa pentingnya nilai TAQWA, hingga merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan betapa tinggi derajat TAQWA, hingga manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara mereka. Dan banyak sekali buah yang akan dipetik, hasil yang akan diperoleh dan nikmat yang akan diraih oleh orang yang bertaqwa di antaranya adalah:

1.      Ia akan memperoleh Al-Furqon, yaitu kemampuan uantuk membedakan antara yang hak dan yang batil, halal dan haram, antara yang sunnah dengan bid’ah. Serta kesalahan-kesalahannya dihapus dan dosa-dosanya diampuni.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Anfal: 29)
2.      Ia akan memperoleh jalan keluar dari segala macam problema yang dihadapinya, diberi rizki tanpa diduga dan dimudahkan semua urusannya.
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. At-Thalaq: 2-3)
Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS. At-Thalaq: 4)
3.      Amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah hingga menjadi berat timbangannya di hari kiamat kelak, mudah peng-hisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan tangan kanan.
Berkatalah Habil (kepada saudaranya Qobil): “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang taqwa”. (QS. Al-Maidah: 27)
4.      Serta Allah akan memasukkan ke dalam Surga, kekal di dalamnya serta hidup dalam keridloanNya.
Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridloan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya. (QS. Ali Imran: 15)
Jadi dengan TAQWA kepada Allah kemuliaan hidup dapat dicapai, kebaikan dunia dapat diperoleh dan kebaikan akhirat dengan segala kenikmatannya dapat dirasakan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى ِفْي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Kamis, 15 September 2011

9 Jenis Tarbiyah

Tak ada guru sehebat Nabi Muhammad shalallahu 'Alaihi Wasallam, dan tak ada murid sehebat para sahabat Radhiallahu 'anhum. Umat ini tak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat menjadi baik generasi pertama itu. Nabi sebagai guru terbaik tidak berkata-kata, bersikap, dan bertindak kecuali dengna bimbingan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala. Sedangkan para sahabat mengisi hari2nya selama lebih dari 20 tahun dengan semua keteladanan gurunya itu secara kreatif dan independen. Klik Disini


Berbagai usaha dilakukan para ulama dari berbagai zaman untuk menggali dan merumuskan manhaj Rasulullah serta tahap-tahapnya mandidik muslim generasi pertama menjadi manusia-manusia unggulan sepanjang masa. diantara para ulama agung itu adalah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (lahir di Damaskus 691 H) Hasan bin Ali Hasan al-Hijasy merangkum pemikiran Ibnu Qayyim yang tersebar itu dalam sebuah desertasi doktornya di fakultas ilmu-ilmu sosial jurusan tarbiyah Universitas Imam Muhammad bin Su'ud, arab Saudi (manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, penerbit al-kautsar, jakarta februari 2001)

Dibawah ini adalah tips untuk melakukan 9 jenis tarbiyah yang digali ibnu Qayyim rangkuman DR Hasan al-Hijazy itu.

1. Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
Ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman. pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa juga denga penalaran akal sehat, dengan mentadabur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan manusia, juga ayat-ayat al-qur'an.
kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya denga banyak mengerjakan amal shalih yagn sendi utamanya adalah keikhlasan; juag memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah semata; menghindari riya' dalam berbakti dan bertindak;mencintai firman Allah; berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah; terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.

2. Tarbiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzah, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan sholat; melakukan muhasabah (intropeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadaburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.

3. Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
kegiatan tafakur (merenung/berkonsentrasi) menurut ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara da membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. dengan tafakur, seseorang bisa memebedakan antara yang hina dan yagn mulia, dan antara yg lebih buruk dari yang buruk. kata imam syafi'i "minta tolonglah atas pembicaraan mu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakur ." ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata "yang demikian itu dikarenakan tafakur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan juwariyah(fisik), sedang kedudukan hati itu lebih muia daripada jawariyah, maka amal hati lebih mulia dari pada jawariya. disamping itu, tafakur bisa membawa seseorang pada keimanan yagn tak bisa diraih oleh amal semata." sebaik-baik tafakur adalah saat membaca Al-qur'an, yang akan mengantar manusia kepada ma'rifatullah (menganal Allah).

4. Tarbiyah 'Athifiyah (mendidik perasaan)
naluri (insting), kesediahan, kegambiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yagn selalu mendera manusia. sedangkan cinta adalah perasaan yang bisa menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia malakukan apapun. Maka Ibnu Qayyim memberi 11 resep menundukan perasaan cinta, yaitu: menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat buth Allah, bukan yagn lain; meyakinkan diri sendiri bahwa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta; mengokohkan perasaan bahwapemilik segala sesuatu di dunia ini hanya Allah semata; beribadah kepada Allah dengan nama-nama Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Batin demi menumbuhkan rasa fakir (butuh) kepada Allah; bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah; menanamkan ma'rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan batapa banyak kelemahan kita; menanamkan ma'rifat bahwa Allah lah yang telah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman didalam hatinya; menanamkan perasaan butuh pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya; serius memanjatkaqn do'a-do'a yagn meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun; mananakan kesadaran penuh akan nikmat dan karunia-Nya yagn begitu banyak; serta, menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.

5. Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq)
Misi utama Rasulullah dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. contoh-contoh utama akhlak mulia yang diharapkan dari seorang manusia adalah sabar, syaja'ah(keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. cara mendidikkan akhlaq yang muia itu adalah: pertama, mengosongkan hati dari itikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil; kedua mengaktifkandan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr); ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu; keempat, memberi gambaran yagn buruk tentang akhlaq tercela; dan kelima, menunjukan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.

6. Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yagn baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. seorang muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebar bau yang tidak enak. Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekiarnya.

7. Tarbiyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah Iradiyah berfungsi mendidik setiap muslim untuk memiliku kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung erita di jalanny, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. seseorang yang iradahnya sehat juga aka bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diRidhai Allah. sedangkan iradah yang rusak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari'at Allah.

8. Tarbiyah badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang muslim harus secara terprogram memeperhatikan unsur badan menjaganya dan memnuhi hak-haknya secara sempurna. Perhatikan yag demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sehat; pengobatan di waktu sakit; pemenuhan kebutuhan gizi; serta olah raga (Tarbiyah riyadhah).

9. Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yan gsegera diwadahi ielh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima') menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.
Tarbiyah Jinsiyah bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: memperbanyak pembicaraan tentang bahaya zina dan berbagai kerusakan yang ditimbulkannya, termasuk ancaman terhadap dosa zina; menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual; menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat; tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala Allah; menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk; meniadakan waktu yang kosong; memerbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya; melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras); serta melindungi anak-anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.

Selasa, 13 September 2011

Pendidikan Berkarakter..." Apa dan Bagaimana."

Ketika pendidikan berkarakter mulai didengungkan oleh berbagai pihak, maka kemudian muncul sebuah tanda Tanya besar dalam benak para dewan guru. “Sekolah ini hendak memfasilitasi siswa memiliki karakter seperti apa?”

Menjawab pertanyaan itu, para guru menyatakan bahwa sekolahnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang beriman, bertaqwa, berahlak mulia, jujur, sabar, percaya diri…..dan banyak lagi.Pertanyaan dilanjutkan, apakah hal itu telah ditulis dalam rencana kerja sekolah atau dalam dokumen satu KTSP sebagai sasaran program pembinaan karakater siswa? Menjawab pertanyaan ini teman-teman tersenyum sebelum menyatakan “belum”. Jadi pada hari itu, disadari bahwa sekolah telah menugaskan kepada guru-guru untuk meningkatkan mutu pendidikan berkarakter, namun sekolah belum memasukkan program pengembangan karakter secara tertulis baik dalam program tahunan maupun dalam dokumen satu KTSP.


Karakter seperti apa yang sekolah harapkan?


Pendidikan karakter melekat kewajiban sekolah sebagai sistem. Pada sistem ini terdapat tugas lembaga, kepala sekolah, guru-guru, dan siswa. Pada semua komponen itu tugas itu dibebankan.

Sekolah, dalam hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah memiliki kewajiban untuk menetapkan kebijakan sekolah tentang karakter yang disepakati sebagai target yang hendak sekolah wujudkan. Misalnya, sekolah berkehendak agar lulusan sekolahnya memiliki karakter enam karakter utama, yaitu (1) berahlak mulia, (2) berisiplin (3) bersikap terbuka, (4) memiliki kesadaran sosial yang tinggi (5) ramah (6) memiliki stabilitas emosi yang tinggi (7) selalu ingin tahu (8) penuh percaya diri.

Sungguh, semua karakter tersebut dalam kehidupan nyata di sekolah mudah kita kenali, mudah kita lihat. Lebih dari itu, pada guru bisa mengenali siswa mana saja yang memiliki karakter seperti itu. Namun ketika langkah pengenalan atau identifikasi dan menuliskannya secara sistematis, maka proses itu bukan langkah mudah. Namun demikian, karena guru memerlukan indikator yang spesifik sebagai bahan perumusan indikator belajar, maka mau tak mau sekolah perlu menganalisis setiap karakter ke dalam indikator yang terukur, teramati dalam prilaku, dan dapat dikembangkan secara bertahap sampai pada akhirnya semua indikator itu melekat menjadi karakter kompleks pada penampilan pribadi siswa.

Indikator yang sekolah tetapkan secara sistematis sebenarnya menjadi target yang hendak sekolah wujudkan, namun karena prosesnya dilakukan secara bertahap, maka target harus diurai dalam banyak indikator yang akan menjadi dasar menyusun program pembelajaran. Indikator ahlak mulia, misalnya, dapat dikembangkan dalam prilaku seperti di bawah ini.
• Kebersihan diri : bersih kuku, bersih tangan, bersih badan, bersih pakaian, dsb.
• Sehat sosial : ramah, menghargai orang, menghargai pendapat yang berbeda
• Ramah lingkungan; partisipatif dalam membangun kebersihan kelas, berdisiplin dalam mengelola sampah dan seterusnya …..semuanya sekolah yang menentukan.

Beberapa contoh di atas tentu harus menjadi produk kesepakatan antara kepala sekolah dengan dewan pendidik, ditulis dalam dokumen program, dan dilaksanakan, dan dievaluasi pencapainnya.

Bagaimana karakter terbentuk?

Pendidikan karakter akan berhasil efektif jika didukung dengan tujuan yang dirumuskan dengan jelas, target yang terukur, pelaksanaan yang terpantau efektivitasnya, dan evaluasi yang terlaksana secara berkala dan berkelanjutan sehingga menghasilkan data perkembangan karakter siswa.
Pengembangan karakter siswa hendaknya tidak dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Semuanya harus terintegrasi sebagai proses perkembangan mental yang tidak terlepas dari pembawaan seseorang dengan pengaruh dari lingkungan.

Pada hakekatnya, kebijakan atau kearifan seseorang terbangun melalui kegiatan belajar mengelola data, inoformasi, dan ilmu pengetahuan. Karakter seseorang sebagai produk kearifan diperoleh melalui kegiatan meneliti, menyerap, mengerjakan, berinteraksi, dan melakukan refleksi sebagai proses belajar. Kearifan merupakan produk yang terintegrasi pada kemampuan siswa memahami mater pelajaran pada bagian-bagian, menghubungkan antara bagian sehingga membangun ilmu secara menyeluruh yang melekat menjadi sikap mental yang menjadi ciri khas pribadi.

Selama hidup pengalamannya berkembang dan menghasilkan pembaharuan mental. Semakin tinggi ilmunya tentang kebajikan, makin giat belajar, maka makin bertambah baiklah dirinya. Jika ada orang yang pandai, namun kelakuannya tidak baik, maka dipastikan ia tidak memiliki disiplin dan kepatuhan pada ilmu yang telah dimilikinya.
Itulah sebabnya kepelikan menguasai ilmu masih harus ditindaklanjuti dengan pembiasaan untuk menerapkannya. Kadang-kadang pembiasaan itu harus berproses dalam bentuk tekanan dan paksaan. Setelah melekat menjadi kebiasaan, kepatuhan itu akan melekat menjadi karakter.

Seseorang menguasai ilmu beribadah, belum tentu ilmu itu menjadi karakter hidupnya, jika tidak disertai dengan keyakinan atas kebenaran ilmu yang dimilikinya dan memiliki kepatuhan untuk menerapkannya. Oleh karena itu menanamkan karakter berarti memerlukan ilmu pengetahuan dan kepatuhan menerapkannya sebagai pedoman berprilaku.

Bagaimana merencanakan pendidikan karakter?

Merumuskan bentuk karakter yang diharapkan merupakan fokus utama perencanaan. Indikator yang diharapkan perlu dideskripsikan dalam program sekolah. Langkah berikutnya adalah menentukan strategi untuk mewujudkannya.

Dengan adanya rumusan yang jelas pada tingkat sekolah akan memperjelas tugas kepala sekolah, guru, hingga siswa. Terdapat contoh yang menarik ketika satu sekolah menetapkan sholat duha menjadi salah satu kewajiban yang harus siswa lakukan dalam meningkatkan pembiasaan. Pada saat kegiatan dilakukan hanya siswa yang dianjurkan, guru-guru tidak melakukannya. Seharusnya sekolah juga harus meningkatkan komitmen guru mematuhi aturan sekolah sehingga dapat menjadi teladan para siswa. Bukankah ada sebuah peribahasa “ guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”

Dalam setiap usaha pengembangan karakter, hendaklah dibicarakan terlebih dahulu dalam forum guru dan dalam forum organisasi siswa secara terpisah. Setelah semua pihak mendapat informasi yang jelas tentang kegiatan, tujuan, target, strategi pelaksanaan, dan evaluasi keterlaksanaan maka suatu program dapat dimulai.
Kegiatan selanjutnya guru-guru memantau perkembangan siswa. Sebaliknya siswa melakukan hal yang sama, menilai dukungan guru. Jika ada hal yang belum memenuhi harapan mereka, maka para siswa melakukan pertemuan berkala dengan pimpinan manajemen sekolah untuk menyampaikan hasil evaluasinya.

Dalam forum kerja pendidik dibahas keunggulan, kelemahan, serta hasil analisis kinerja guru menurut para siswa. Sebaliknya dalam forum siswa dibahas pula kinerja siswa menurut pandangan para guru dan menurut mereka sendiri. Dalam forum ini mereka jaga betul agar para siswa tetap dapat menempatkan penghormatan kepada guru sebagai sasaran pendidikan yang utama. Oleh karena itu pembahasan kinerja tidak diarahkan pada pembahasan kelemahan orang per orang melainkan kondisi yang belum memenuhi harapan.

Model yang berbeda diterapkan di SMA Taruna Nusantara. Karakter dikembangkan melalui pembinaan kepatuhan pada tata tertib yang diawasi secara ketat oleh pihak sekolah. Kebiasaan-kebiasaan penting diatur secara rinci dalam tata tertib sekolah. Mulai dari bangun pagi hingga tidur malam ada di bawah pengawasan sekolah.

Tanggung jawab mengurus diri, mengelola pakaian, mengenakan pakaian, berjalan, dan berinteraksi mendapat pengawasan dari waktu ke waktu sehingga sekolah yakin bahwa karakter siswa terbentuk dan memenuhi kriteria calon pemimpin bangsa.
Contoh itu menunjukkan bahwa pembentukan karakter melalui peningkatan peran sekolah terutama dalam membentuk kepatuhan dan budaya tertentu di sekolah memegang kendali utama. Sekolah yang kurang memperhatikan sistem pembinaan pada tingkat sekolah dan lebih mengandalkan pada peran guru melalui pelaksanaan pembelajaran hanya akan menghasilan karakter siswa yang biasa-biasa saja.

Pembentukan Karakter dalam Kegiatan Pembelajaran

Pembentukan karakter melalui kegiatan pembelajaran perlu dimulai dari perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Lebih spesifik karakter yang hendak dikembangkan dapat dinyatakan secara eksplisit dalam tujuan pebelajaran.
Jika bentuk karakter dinyatakan secara eksplisit dalam tujuan, maka guru harus mengevaluasinya secara eksplisit pula. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembelajaran guru perlu menetapkan karakter yang sesuai dengan mater pelajaran dan strategi pembelajaran.

Namun demikian jika karakter yang hendak dikembangkan seperti kejujuran, disiplin waktu, sifat selalu ingin tahu, sikap percaya diri, keterbukaan, inovatif, kreatif dapat diintegrasikan dalam aktivitas pembelajaran sehari-hari pada tiap saat. Yang diperlukan adalah kesadaran guru untuk selalu menaruh perhatian terhadap karakter yang ingin dikuatkan pada saat pemebeljaran berlangsung.

Pernyatan menegaskan bahwa belajar bukan cuma mendapatkan ilmu pengetahuan, namun juga bagaimana dapat menerapkan ilmu pengetahuan itu dalam bentuk karya yang mencerminkan keterampilan dan meningkatkan sikap yang semakin mencerminkan kedewasaan hidup seseorang.

Sabtu, 10 September 2011

PROFIL

RSDBI Al Ikhlash adalah salahsatu sekolah yang menjqadi tujuan orang tua yang tidak hanya berdomisili di Kecamatan Lumajang bahkan di kecamatan-kecamatan sekitar Lumajang juga berdatangan ke Al Ikhlash untuk menyekolahkan anak-anaknya.

A.  Visi
Mencetak calon intelektual yang islami dan berwawasan internasional.

B.  MISI
1.     Menanamkan iman, ilmu, dan penerapan akhlakul karimah
2.    Menerapkan keseimbangan disiplin di sekolah dan lingkungan social
3.    Menggali kreatifitas atas bakat dan karakter siswa
4.    Menanamkan kemandirian dalam menghadapi hidup
5.    Mengembangkan bakat dan minat sebagai modal kecakapan hidup
6.    Menjadikan guru sebagai orang tua di sekolah
7.    Mewujudkan penguasaan bahasa internasional
8.    Menuju Standart Sekolah Internasional

C.  TUJUAN
1.     Siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia
2.    Siswa sehat jasmani dan rohani
3.    Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4.    Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya
5.    Siswa kratif, terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus

D.  KURIKULUM
Sejak awal pendirian  RSDBI  Al-Ikhlash perancangan kurikulum  bersifat integral, yaitu meramu seluruh kebutuhan dasar peserta didik baik kebutuhan perkembangan jasmani maupun intelektual dan keagamaannya. Dasar itulah yang menjadikan RSDBI Al-Ikhlash  berbeda dengan SD-SD yang lain, dan bahkan menyerupai madrasah.
Karenanya RSDBI Al-Ikhlash Lumajang Full Day School menerapkan kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional dan Kurikulum Kementrian Agama serta Kurikulum khas Al-Ikhlash sendiri. Dengan harapan tidak ada kepincangan kecerdasan yang diperoleh di RSDBI Al-Ikhlash yakni kesempurnaan kecerdasan spiritual, kecerdasan, intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan social.
1.     Mata Pelajaran
a.    Al Islam
b.    Pendidikan Kewarganegaraan
c.    Bahasa Indonesia
d.    Matematika
e.    Ilmu Pengetahuan Alam
f.    Ilmu Pengetahuan Sosial
g.    Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.
2.    Muatan Lokal
a.    Bahasa Inggris
b.    Bahasa Arab
c.    Ibadah Praktis
3.    Pengembangan
a.    Perpustakaan
b.    Video
c.    Pramuka
d.    Komputer
e.    Bina Kepribadian
f.    Ekstra Kurikuler
 Melukis. Tata Boga, KTK, PMR, Tae Kwondo, Teater, Tapak Suci, Tahfidz Alqur'an, Tapak Suci dan Seni Rupa

E.  SISTEM PEMBELAJARAN
Sekolah sehari perlu adanya system pembelajaran yang menyenangkan dan tepat sasaran, menyenagkan bagi siswa juga menyenagkan bagi guru, karena system pembelajaran di RSDBI Al-Ikhlash menggunakan pendekatan Privat School/semi privat dengan membatasi jumlah siswa dalam setiap ruangan dan keseimbangan jumlah guru.
Satu kelas maksimal diisi 30 anak dengan 2 guru, 1 wali kelas dan 1 guru mitra yang bertugas memantau kegiatan siswa ketika Proses Belajar Mengajar agar konsentrasi anak dapat maksimal.

Alokasi waktu tiap jam pelajaran disediakan LKS khas Al-Ikhlash ditambah dengan diktat-diktat khusus. Disediakan pula jam pelajaran khusus mengaji qiroati, bermain dan baca pustaka.
Dengan system pembelajaran sebagaimana diatas dimaksudkan anak tidak lagi membutuhkan les, tidak ada pekerjaan rumah (PR) atau les ngaji karena semuanya dilaksanakan sepanjang ¾ hari di sekolah (Full Day School) dari jam 07.10 sampai dengan 15.30 dan khusus kelas atas masuk 06.30 mengikuti program Bahasa Inggris dan Arab.

F.  KETENAGAAN
Untuk mendukung terlaksananya pembelajaran di RSDBI Al-Ikhlash Full Day School perekrutan ketenagaan meliputi tenaga kependidikan dan tenaga pendidik, khusus tenaga pendidik syarat minimal adalah Sarjana Strata Satu (S1) dari berbagai jurusan baik keguruan maupun non keguruan yang kemudian diberikan pembekalan seputar pengajaran. Syarat pendukung lain adalah kemampuan penguasaan Bahasa Arab atau Bahasa Inggris, bisa membaca Al Qur’an dengan fasih dan mampu.

Jumat, 09 September 2011

HALAL BI HALAL


Menurut Dr. Quraish Shihab, halal-bihalal merupakan kata majemuk dari dua kata bahasa Arab halala yang diapit dengan satu kata penghubung ba (dibaca: bi) (Shihab, 1992: 317). Meskipun kata ini berasal dari bahasa Arab, sejauh yang saya ketahui, masyarakat Arab sendiri tidak akan memahami arti halal-bihalal yang merupakan hasil kreativitas bangsa Melayu. Halal-bihalal, tidak lain, adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara. Halal-bihalal merupakan tradisi khas dan unik bangsa ini.

Kata halal memiliki dua makna. Pertama, memiliki arti 'diperkenankan'. Dalam pengertian pertama ini, kata halal adalah lawan dari kata haram. Kedua, berarti baikan. Dalam pengertian kedua, kata “halalan” terkait dengan status kelayakan sebuah makanan. Dalam pengertian terakhir selalu dikaitkan dengan kata thayyib (baik). Akan tetapi, tidak semua yang halal selalu berarti baik. Ambil contoh, misalnya talak (Arab: Thalaq; arti: cerai), seperti ditegaskan Rasulullah SAW: Talak adalah halal, namun sangat dibenci (berarti tidak baik). Jadi, dalam hal ini, ukuran halal yang patut dijadikan pedoman, selain makna  diperkenankan, adalah yang baik dan yang menyenangkan. Sebagai sebuah tradisi khas masyarakat Melayu, apakah halal-bihalal memiliki landasan teologis? Dalam Al Qur’an, (Ali 'Imron: 134-135) diperintahkan, bagi seorang Muslim yang bertakwa bila melakukan kesalahan, paling tidak harus menyadari perbuatannya lalu memohon ampun atas kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, mampu menahan amarah dan memaafkan dan berbuat kebajikan terhadap orang lain.
Dari ayat ini, selain berisi ajakan untuk saling maaf-memaafkan, halal-bihalal juga dapat diartikan sebagai hubungan antar manusia untuk saling berinteraksi melalui aktivitas yang tidak dilarang serta mengandung sesuatu yang baik dan menyenangkan. Atau bisa dikatakan, bahwa setiap orang dituntut untuk tidak melakukan sesuatu apa pun kecuali yang baik dan menyenangkan. Lebih luas lagi, berhalal-bihalal, semestinya tidak semata-mata dengan memaafkan yang biasanya hanya melalui lisan atau kartu ucapan selamat, tetapi harus diikuti perbuatan yang baik dan menyenangkan bagi orang lain.

Wisuda kelas 6





Terima kasihku ku ucapkan
pada guruku yang tulus.....

begitulah kira-kira pikiran anak-anak kita ketika diwisuda ....
sebanyak 84 siswa/siswi RSDBI Al Ikhlash Lumajang angkatan ke-5 sesaat setelah diwisuda di Gedung Sujono Jl. Alun-alun Selatan....

Gembira..... so Pasti....
Sedih... ia juga... karena mereka akan berpisah dengan ustadz/ustadzah mereka yang sudah 6 tahun
membimbing dan mengasuh mereka....
Bersama mereka...serasa bersama dengan orangtua mereka sendiri.... itulah sebagian kata-kata yang terlontar dari mulut-mulut mungil mereka....


Selamat berjuang anak-anakku...
Jadilah engkau bunga yang senantiasa semerbak mewangi...
mengharumkan almamatermu....Orangtuamu.... dan juga bangsa serta negaramu...

Jalan-jalan yuuuuk...




Akhirnya UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) sudah berakhir, kami senang sekaligus cemas menunggu raport kenaikan kelas. Dalam masa penantian tersebut, kami diajak oleh ustad dan ustadzah untuk berkunjung ke suatu tempat yang belum pernah kami datangi. Tempat itu adalah agrowisata yang berada di desa Kertosari Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang. Kalau dari alun-alun kota berjarak sekitar 25 km.
            Sebelum berangkat kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan berkumpul di halaman untuk mengecek jumlah siswa yang ikut. Setelah berdoa kami masuk ke mobil yang sudah disewa. Dalam perjalanan ada yang bernyanyi, ada yang makan, ada yang ngobrol bahkan ada yang tidur karena merasa pusing.
            Di tengah perjalanan, ternyata jalannya tidak sebagus yang kami kira. Karena jalannya banyak yang rusak, berbelok-belok dan naik turun. Hal ini yang membuat kami berhenti bernyanyi dan langsung berdoa agar diberi keselamatan.
            Sesampainya di tempat agrowisata, kami disambut dengan ramah oleh petugas di sana. Kami berjalan dua-dua menuju ke kebun salak sambil mendengarkan penjelasan dari mbak dan mas petugas. Yang membuat perjalanan kami seru adalah kami boleh memetik sendiri salak yang berada di pohon dan langsung dimakan di sana. Setelah itu kami langsung diajak ke kolam renang dan boleh mengambil tiket flying fox dan perahu donat. Sambil menunggu giliran flying fox atau perahu donat, beberapa di antara kami ada yang berenang dulu. Ketika kami bermain, tiba-tiba hujan deras, tapi hal itu tidak mengurangi keseruan kami menikmati fasilitas yang disediakan di sana.
            Pada saat pukul 11.00 WIB, kami segera bergantian ganti baju dan persiapan makan siang. Setelah selesai makan siang, kami langsung kembali ke sekolah kami tercinta.